Sabtu, 12 Mei 2012

PUISI


Anak kecil
aku melihat bunda dan ayah
Mereka pergi untuk diriku melawan dunia
Melewati hutan berhenti di sungai ketika senja
Berdoa untukku di keheningan malam menjelma
Aku disini bersama kakek, nenek, dan kedua sepupuku
Terlihat ramai oleh mereka, namun tak menghilang rasa sepiku
Kesepian akanyenangkan namun mengganggu
Ketika Bunda dan ayah mereka berbicara merdu
Sudah hampir malam, mari pulang anakku?
Kedua mata dan telinga ini tak kuasa dengan semua itu
Dan malam-malam pun berlalu seperti biasa

Di sudut kamar kecilku aku berbaring, menungu terpejamnya mata
Membayangkan lalu memimpikan ayah dan bunda
Berkata dalam gelap, “semoga esok aku bisa bertemu mereka”
Ketika waktu itu tiba, dan mereka pulang membawa sesuatu
Memelukku seraya berkata, anakku apa kabarmu?
Aku mendekap dan menjawab dengan rasa kegiranganku
Serayaku berkata pada-Nya “Jangan pisahkan lagi aku dengan mereka Tuhan”,
Aku memohon
Dan waktu-waktu indah itu berlalu begitu cepat
Secepat ketinggian menuju kerendahan yang tak melambat
Dan permohonan-permohonanku kepada Tuhan semakin menguat
Terjaga tetesan air mata untuk kerinduan hati yang begitu melekat
Karya : Herman subarkah

Rindu kamu sayang
yang mengagumkan dalam setiap menit
betapa menyentuhnya lagu isyarat
yang terlukiskan untuk aku
mungkin alasanku untuk seutuhnya
mempunyai banyak cara untuk memilih
keyakinan yang pasti
dan bukan untuk main main lagi
nuranilah yang menilainya sekarang
hasrat ini sungguh menjadikan
keuninkan yang sangat luar biasa
menjadikanku panorama segar
rindu itulah kata setiap waktu
untuk kamu yang disana
aku tahu kamu merasakannya
seperti rindu ini memutiarakan segalanya
Puisi ini Karya : yhayank aiiu [klik aja di fb nya itu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar